springceary

kursor anime


kadang-kadang pernah berpikir komputer sudah memenuhi kriteria canggih
tapi kurang keren bila tampilan setandar lama
akan membuat mata bosan di liat apa kata dunia.
ini akan menjadi tambahan yang bagus untuk peningkatan desktop Anda dan tentu saja untuk koleksi Anda, jika Anda seorang maniac anime rasanya kurang sempurna jika anda belom memakai fitur ini . namanya kursor Hatsune Miku Namun sebelm mulai. Anda harus men-download CursorXP atau CursorFX dari Stardock Software yang dapat Anda temukan link di bawah ini. Jangan khawatir, itu adalah Freeware, namun dengan hukuman memperlambat kinerja komputer Anda ke bawah.paling cuma dikit beratnya, alasan saya melakukan ini adalah bahwa Windows hanya mendukung 32 × 32 pointer mouse yang membuat karakter terlalu kecil untuk dilihat. Oleh karena itu, saya harus meningkatkan resolusi menjadi 96 × 96 untuk mendapatkan tampilan yang lebih baik.!



Kursor Nama: Hatsune Ukuran File: 167 KB
Download: http://www.mediafire.com/edit springfield

Catatan: Anda harus menginstal program CursorXP untuk menggunakan kursor yang dapat diperoleh di http://www.ziddu.com/download/3500185/cursorxp_free.exe.html
Atau, Anda dapat menggunakan CursorFX untuk menggunakan kursor yang dapat diperoleh di http://download.cnet.com/CursorFX/3000-2317_4-10070056.html
sama saja download salah satu biar suport ama kursor yg saya bikin
instal seperti gambar di samping seperti biasa ceklis i agree lalu next sampai finish

Setelah Anda menginstal program ini, hanya klik dua kali pada Hatsune.CurXPTheme dan kursor Anda akan berubah menjadi kursor baru setelah saya jalankan di os xp,vista & win 7 belom pernah ada problem sama sekali


Kisah Cinta Sejati

Disini saya mau mengutip sebuah cerita dari salah satu blog yang mungking bisa menjadi sebuah renungan apa yang Judul ini katakan tentang sebuah rasa cinta

John dan Jessica telah berumah tangga selama 7 tahun..
Mereka saling mencintai, namun Jessica sejak awal menutupi semua perasaan cintanya terhadap John..Ia begitu takut apabila John mengetahui betapa ia mencintai pria itu, John lantas meninggalkannya sebagaimana kekasih-kekasihnya selama ini..Tapi tidak bagi John..Ia selalu menyatakan perasaan cintanya kepada Jessica dengan tulus dan begitu terbuka..Setiap saat ketika bersama Jessica, John selalu menunjukkan cintanya yang besar,  seolah-olah itulah saat akhir John bersama Jessica..
Jessica selalu bersikap tidak menyenangkan terhadap John..Setiap saat dia selalu mencoba menguji seberapa besar cinta John terhadapnya. Jessica selalu mencoba melakukan hal-hal yang keterlaluan dan diluar batas kepada John..Meski Jessica tahu betapa hal itu sungguh salah, namun melihat sikap John yang tetap berlaku baik padanya, membuat Jessica tetap bertahan untuk melihat seberapa besar kesungguhan cinta pria yg dinikahinya itu..
Hari pertama pernikahan mereka.. Jessica bangun siang..Dia tidak sempat menyiapkan sarapan untuk John ketika John hendak berangkat kerja..Namun John tetap tersenyum dan mengatakan, “Tidak apa-apa..Nanti aku bisa sarapan di kantor..”
Saat John pulang dari kantor, Jessica tidak sengaja memasak makanan yang tidak disukai John..Meski menyadari hal itu, Jessica tetap memaksakan agar suaminya mau makan makanan itu..John tetap tersenyum dan berkata, ” Wah..sepertinya sudah saatnya aku belajar menghadapi tantangan..Masakanm u sepertinya tantangan yang hebat, sayang..Aku sudah tidak sabar untuk menyantapnya.” Jessica terkejut, tapi tidak mengatakan apa-apa.
Tetapi Malaikat tahu betapa malam-malam saat Jessica terlelap John memanjatkan doa, “Tuhan….Di pagi pertama pernikahan kami Jessica tidak membuatkanku sarapan. Padahal aku begitu ingin bercakap-cakap di meja makan bersamanya sambil membicarakan betapa indah hari ini, di hari pertama kami menjalani kehidupan baru sebagai suami istri.. Tapi tidak apa-apa, Tuhan.. Karena sepertinya Jessica kelelahan setelah resepsi pernikahan kami tadi malam..Bantulah kekasih hatiku ini, Tuhan agar dia boleh punya tenaga yang cukup untuk menghadapi hari baru bersamaku besok..Tuhan, Engkau tau betapa aku tidak bisa makan spaghetti karena pencernaanku yang tidak begitu baik..Tapi sepertinya Jessica sudah bekerja keras untuk masak makanan itu..Mampukan aku untuk menghargai setiap apa yang dilakukan istriku kepadaku, Tuhan..Jangan biarkan aku menyakiti perasaannya meski itu tidak mengenakkan bagiku..”

Tahun kedua pernikahan mereka..John membangunkan Jessica pagi-pagi untuk berdoa bersama..Namun Jessica menolak dan lebih memilih melanjutkan tidurnya. John tersenyum dan akhirnya berdoa seorang diri.
Sore hari sepulang kantor, John mengajak Jessica berjalan-jalan ke taman..Meski terpaksa, Jessica akhirnya mau juga ke tempat dimana dulu perasaannya begitu berbunga-bunga saat bersama John..Tetapi Jessica menolak rangkulan John, dan berkata, “Jangan, John..Aku malu..”..John tersenyum dan berkata, “Ya, aku mengerti..” Jessica melihat kekecewaan dimata John, namun tidak melakukan apapun untuk menghilangkan kekecewaan itu..
Tetapi Malaikat tahu betapa malam-malam setelah Jessica terlelap, John memanjatkan doanya..” Tuhan..Ampuni aku yang tidak bisa membawa istriku untuk lebih dekat padaMU pagi hari ini..Mungkin tidurnya kurang karena pikirannya yang sedang berat..Tapi aku yakin, Tuhan besok Jessica mau bersama-sama denganku bercakap-cakap kepadaMu..Tuhan, Engkau juga tahu kesedihanku saat Jessica meolak kurangkul ketika ke taman hari ini. Tapi tidak apa-apa Dia sedang datang bulan, mungkin karena itu perasaannya juga jadi lebih sensitive Mampukan aku untuk melihat suasana hati istriku, Tuhan.”
Tahun ketiga pernikahan mereka. Mereka kini mempunyai seorang putera bernama Mark. Jessica menjadi tidak pernah lagi meneruskan kebiasaannya membaca bersama John sebelum tidur. Jessica semakin sering menolak ciuman John..
Jessica memarahi John habis-habisan sore itu ketika John lupa mencuci tangan saat akan menggendong Mark ketika John pulang kerja..Jessica tahu betapa hal itu membuat John terpukul..Namun idealismenya terhadap mendidik Mark membuat Jessica mengabaikan perasaan John..Dan John tetap tersenyum..
Tetapi Malaikat tahu betapa malam-malam setelah Jessica terlelap, John memanjatkan doanya..“Tuhan, Engkau tahu betapa sedih hatiku saat ini..Semenjak kelahiran Mark, aku kehilangan begitu banyak waktu bersama Jessica..Aku merindukan saat-saat kami membaca bersama sebelum tidur dan menciuminya sebelum ia tertidur..Tapi tidak apa-apa..Dia begitu capek mengurusi Mark seharian saat aku bekerja di kantor..Hanya saja, biarkanlah dia tetap terus tertidur dalam pelukanku, Tuhan….Karena aku begitu mencintainya. Sore tadi Jessica memarahiku karena aku lupa mencuci tangan saat menggendong Mark, Tuhan..Aku begitu kangen pada anakku sehingga teledor melakukan sebagaimana yg diminta istriku..Engkau tahu betapa aku terluka akan kata-kata Jessica, Tuhan..Tapi tidak apa-apa..Jessica mungkin hanya kuatir terhadap kesehatan anak kami Mark apabila aku langsung menggendongnya. .Kesehatan Mark lebih penting daripada harga  diriku.”

Tahun keempat pernikahan mereka.. Jessica tidak ingat memasak makanan kesukaan John di hari ulang tahunnya..Jessica terlalu sibuk belanja sehingga lupa bahwa John selalu minta dibuatkan Blackforest dengan taburan coklat dan ceri diatasnya setiap ulang tahunnya tiba..
Jessica juga lupa menyetrika kemeja John yang menyebabkan John terlambat ke kantor pagi itu karena John terpaksa menyetrika sendiri kemejanya..Jessica tau kesalahannya,  namun tidak menganggap hal itu sebagai sesuatu hal yang penting.
Tetapi Malaikat tahu betapa malam-malam setelah Jessica terlelap, John memanjatkan doanya..“Tuhan, Untuk kali pertama Jessica lupa membuatkan Blackforest kesukaanku di hari ulang tahunku ini..Padahal aku sangat menyukai kue buatannya itu. Menikmati kue Blackforest buatannya membuatku bersyukur mempunyai istri yang pandai memasak sepertinya, dan merasakan cintanya padaku.. Namun tahun ini aku tidak mendapatinya.  Tapi tidak apa-apa..mungkin lebih banyak hal-hal lain yang jauh lebih penting daripada sekedar Blackforest itu. Paling tidak, aku masih mendapatkan senyuman dan ciuman darinya hari ini. Ampuni aku, Tuhan apabila tadi pagi aku lupa tersenyum kepada Jessica..Aku terlalu sibuk menyetrika bajuku dan memikirkan pekerjaanku di kantor..Jessica sepertinya lupa untuk melakukan hal itu, meski aku sudah meminta tolong padanya tadi malam. Jangan biarkan aku melampiaskan emosiku karena dampratan atasanku akibat keterlambatanku hari ini kepada Jessica,  Tuhan.. Jessica mungkin keliru menyetrika kemeja mana yang seharusnya kupakai hari ini.. Lagipula, sepatuku begitu mengkilap..Aku yakin Jessica sudah berusaha keras agar aku kelihatan menarik saat presentasiku tadi..Terima kasih untuk kebaikan istriku, Tuhan.”

Tahun kelima pernikahan mereka. Jessica menampar dan menyalahkan John karena Mark sakit sepulang mereka berenang..John terlalu asyik bermain-main dengan Mark sehingga tidak menyadari betapa Mark sangat sensitive terhadap dinginnya air kolam renang, yang mengakibatkan Mark terpaksa dirawat dirumah sakit….
Jessica mengancam akan meninggalkan John apabila terjadi apa-apa dengan Mark..Jessica melihat genangan air mata di mata John, namun kekerasan hatinya lebih menguasainya ketimbang perasaan John.
Tetapi Malaikat tahu betapa saat itu John lantas menuju ke Kapel rumah sakit dan memanjatkan doanya sambil menangis..” Tuhan..Tadi Jessica menamparku karena kelalaianku menjaga Mark sehingga dia sakit.. Belum pernah Jessica bersikap dan berkata sekasar itu padaku, Tuhan..Tapi tidak apa-apa..Jessica benar-benar kuatir terhadap anak kami sehingga ia bersikap demikian..Tapi Tuhan, aku begitu terluka saat ia mengatakan akan meninggalkanku. Engkau tahu betapa ia adalah belahan jiwaku. Jangan biarkan hal itu terjadi, Tuhan..Mungkin dia begitu dikuasai kekuatiran sehingga melampiaskannya padaku..Tidak apa-apa, Tuhan..Tidak apa-apa. Asal dia mendapat ketenangan, aku akan merasa bersyukur sekali.. Dan sembuhkanlah putera kami, Mark agar dia boleh kembali dapat ceria dan bermain-main bersama kami lagi, Tuhan..”
Tahun keenam pernikahan mereka.. Jessica semakin menjaga jarak dengan John setelah kehadiran Rebecca, puteri mereka..Jessica tidak pernah lagi menemani John makan malam karena menjaga puteri mereka yang baru berusia 5 bulan..
Jessica juga menjual kalung berlian pemberian John dan menggantinya dengan perhiasan lain yang lebih baru. Ketika John mengetahui hal itu, Jessica tau John menahan amarahnya, namun Jessica berdalih, “John, itu hanya kalung berlian biasa. Lagipula, aku bukan menjualnya, melainkan menukarnya dengan perhiasan yang lebih baru..”
Tetapi Malaikat tahu betapa malam-malam setelah Jessica terlelap, John memanjatkan doanya..“Tuhan, Aku begitu kesepian melewatkan makan malam sendirian tanpa Jessica bersamaku.. Aku begitu ingin terus bercerita dan tertawa bersamanya di meja makan..Engkau tau, itulah penghiburanku untuk melepas kepenatanku setelah seharian bekerja di kantor..Tapi tidak apa-apa..Rebecca tentu lebih membutuhkan perhatiannya daripadaku.. Lagipula, Mark kadang-kadang mau menemaniku.. Hanya saja, jangan biarkan aku memendam sakit hati kepada Jessica karena menjual kalung pemberianku. .Engkau tau begitu lama aku menabung dan bekerja ekstra demi menghadiahinya kalung itu, hanya untuk membuktikan terima kasihku padanya atas kesetiaan dan pengabdiannya sebagai istriku dan ibu dari anak-anakku. Ampuni aku apabila tadi aku sempat berpikir untuk marah padanya..”

Tahun ketujuh pernikahan mereka.. Jessica sama sekali tidak mengindahkan kebiasaannya membelai kepala John dan mencium kening suaminya sebelum John berangkat kantor..Padahal Jessica tau, selama ini apabila dia lupa melakukannya, John selalu kembali kerumah siang hari demi mendapatkan belaian dan ciuman Jessica untuknya..Karena John tidak akan pernah tenang bekerja apabila hal itu belum dilakukan Jessica padanya..Jessica tidak mengucapkan I LOVE YOU untuk kali pertama dalam 7 tahun pernikahan mereka..
Dan di tahun ketujuh itu pula, John mengalami kecelakaan saat akan berangkat ke kantor..Ia mengalami pendarahan yang hebat, yang membuatnya terbaring tidak sadarkan diri di ranjang rumah sakit..
Jessica begitu terguncang dan terpukul.. Ia begitu takut kehilangan John, suami yang dicintainya. .Yang selalu ada kapan saja dia butuhkan..Yang selalu dengan tersenyum menampung semua emosi dan kemarahannya.  Yang tak pernah berhenti mengatakan betapa John mencintainya. . Tak sedikitpun Jessica beranjak dari sisi tempat tidur John..Tangannya menggenggam erat jemari suaminya yang terbaring lemah tak sadarkan diri..Bibirnya terus mengucapkan I LOVE YOU, karena ia ingat kalau ia belum mengatakan kalimat itu hari ini..
Karena begitu sedih dan lelah menunggui John, Jessica tertidur..Dalam tidurnya, malaikat yang selama ini mendengar doa-doa John pada Tuhan membawa Jessica melihat setiap malam yg John lewatkan untuk mendoakan Jessica..Ia menangis sedih melihat ketulusan dan rasa cinta yg besar dari John padanya..Tak sedikitpun John menyalahkannya atas semua sikapnya yang tidak mempedulikan perasaan dan harga diri John selama ini..Alih-alih demikian, John malahan menyalahkan dirinya sendiri.. Jessica menangis menahan perasaannya. Dan untuk kali pertama dalam hidupnya, Jessica berdoa, “Tuhan, ampuni aku yang selama ini menyia-nyiakan rasa cinta suamiku terhadapku..  Ampuni aku yang tidak memahami perasaan dan harga dirinya selama ini.. Beri aku kesempatan untuk menunjukkan cintaku pada suamiku, Tuhan.. Beri aku kesempatan untuk meminta maaf dan melayaninya sebagai suami yang kucintai..”

Dan ketika Jessica terbangun, Ia melihat pancaran kasih suaminya menatapnya..” Kamu keliatan begitu lelah, sayang.. Maafkan aku yang tidak berhati-hati menyetir sehingga keadaannya mesti jadi begini dan membuatmu kuatir..Aku tidak konsentrasi saat menyetir karena memikirkan bahwa kau lupa mengatakan I LOVE YOU padaku..”..Belum selesai John berbicara, Jessica lantas menangis keras dan menghambur ke pelukan suaminya..
“Maafkan aku, John..Maafkan aku..I LOVE YOU..I really Love you..Kaulah matahariku, John..Aku tidak bisa bertahan tanpamu..Aku berjanji tidak akan pernah lupa lagi mengatakan betapa aku mencintaimu. .Aku berjanji tidak akan pernah mengabaikan perasaan dan harga dirimu lagi..I LOVE YOU, John..I LOVE YOU.”
Coba renungkan!

Qu kangen ayah

Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.
“Kok, belum tidur?” sapa Rudi sambil mencium anaknya. Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, “Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?”

“Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?”
“Ah, enggak. Pengen tahu aja.”
“Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?”
Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.
“Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong,” katanya.
“Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok,” perintah Rudi. Tetapi Imron tak beranjak. Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, “Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?” “Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini?
Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah.”
“Tapi, Ayah…” Kesabaran Rudi habis.
“Ayah bilang tidur!” hardiknya mengejutkan Imron. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, “Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok’ kan bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun ayah kasih.”
“Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini.”
“Iya,iya, tapi buat apa?” tanya Rudi lembut.
“Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Ayah,” kata Imron polos.
Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat.

Kamu Mau Jadi Apa?

Aku mengalami salah satu pengalaman tak biasa beberapa pekan yang lalu. Aku di kamar tidur sedang mengganti popok bayi ketika Alyssa, anakku berusia lima tahun, datang dan menjatuhkan diri di sampingku di tempat tidur.
"Mama, mau jadi apa kalau Mama sudah besar?" tanyanya. Aku mengira ia sedang bermain soal cita-cita, maka aku pun mengimbanginya dengan berkata, "Hmmm.Saya pikir saya akan jadi seorang mama kalau sudah dewasa."
"Tak mungkin, karena Mama sekarang sudah jadi mama. Mau jadi apa?"
Oke, barangkali jadi seorang pendeta kalau sudah dewasa," kataku kedua kalinya.
"Mama, nggak, kamu kan sudah jadi itu!"
"Maaf, sayang," kataku, "tetapi Mama tak mengerti apa yang seharusnya Mama katakan."
"Mama, jawab saja mau jadi apa kalau Mama sudah besar. Mama bisa jadi apa saja yang Mama inginkan!" Saat itu saya tergetar oleh pengalaman tersebut sehingga tak bisa segera menjawab, dan Alyssa menyerah dan meninggalkan kamar.
Pengalaman itu yang cuma lima menit menyentuh suatu tempat di lubuk hatiku. Aku tersentuh karena di dalam mata bocah cilik putriku, aku masih mungkin menjadi apa saja yang kuinginkan! Pada usiaku, karier yang sekarang, dengan lima anak, suami, gelar sarjana muda, gelar sarjan; semua itu bukan yang terpenting. Di matanya masih banyak yang bisa kulakukan dan begitu banyak kemungkinan terbentang dalam hidupku.
Keindahan sejati berhadapan dengan putriku itu ialah ketika aku sadar dalam seluruh kejujuran dan kemurniannya, dia akan menanyakan pernyataan yang sama kepada kakek-neneknya dan bahkan kakek-buyutnya.
Ada tertulis, "Bila saya menjadi tua nanti saya harus menjadi manusia yang benar-benar berbeda dari saya sekarang. Saya yang lain baru saja mulai..."
Jadi .... mau menjadi apa kalau Anda sudah besar nanti?

By : SpringCeary

drumer

kali ini akan di bahas postingan tentang
virtual drum
fungsinya untuk menyembunyikan drumer
soroti mause anda ke dram dan nikmati suara virtual yg anda mainkan


Lampu merah dan kesedihan

Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Jack
segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu
perempatan di situ cukup padat sehingga lampu merah biasanya menyala cukup
lama. Kebetulan jalan di depannya agak lenggang. Lampu berganti kuning. Hati
Jack berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter
menjelang garis jalan, lampu merah menyala. Jack bimbang, haruskah ia
berhenti atau terus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem
mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.

Prit! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya
berhenti. Jack menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati.
Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing.
Hey, itu khan Bob, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Jack agak lega. Ia
melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.
“Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!”
“Hai, Jack.” Tanpa senyum.
“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri
saya sedang menunggu di rumah.”
“Oh ya?” Tampaknya Bob agak ragu.
Nah, bagus kalau begitu. “Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan
anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh
terlambat, dong.”
“Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu
merah di persimpangan ini.”
O-o, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jack harus ganti strategi.
“Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah.
Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.” Aha, terkadang berdusta
sedikit bisa memperlancar keadaan.
“Ayo dong Jack. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIMmu.”
Dengan ketus Jack menyerahkan SIM lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup
kaca jendelanya. Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa
saat kemudian Bob mengetuk kaca jendela. Jack memandangi wajah Bob dengan
penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit. Ah, lima centi sudah cukup
untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bob kembali ke posnya.
Jack mengambil surat tilang yang diselipkan Bob di sela-sela kaca jendela.
Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa
ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru
Jack membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Bob.
“Halo Jack,
Tahukah kamu Jack, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, Ia
sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah.
Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas ia bisa bertemu
dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah
tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan
mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk.
Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu
juga kali ini. Maafkan aku Jack. Doakan agar permohonan kami terkabulkan.
Berhati-hatilah.
Bob”
Jack terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bob. Namun, Bob
sudah meninggalkan pos jaganya entah kemana. Sepanjang jalan pulang ia
mengemudi perlahan dengan hati tak tentu sambil berharap kesalahannya
dimaafkan.
Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa
jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga,
jalanilah dengan penuh hati-hati. – Penulis tanpa nama. (Posting dari
seorang rekan yang tak mau disebut namanya.)

Ada Saatnya

Diam itu emas, tetapi ada saatnya diam tidak selalu emas
Jujur itu baik, tetapi ada saatnya jujur tidak selalu baik
Gagal itu terpuruk, tetapi ada saatnya gagal tidak selalu terpuruk
Cinta itu indah, tetapi ada saatnya cinta tidak selalu indah
Mengalah itu lemah, tetapi ada saatnya mengalah tidak selalu lemah
Mimpi itu khayalan, tetapi ada saatnya mimpi tidak selalu khayalan
Uang itu segalanya, tetapi ada saatnya uang tidak selalu segalanya
Dunia itu kejam, tetapi ada saatnya dunia tidak selalu kejam
Kaya itu keinginan, tetapi ada saatnya kaya tidak selalu keinginan
Pada waktu tertentu, segala sesuatu yang awalnya kita terka benar tidak selalu demikian. Ada saatnya dimana kita melakukan sesuatu atau menilai orang lain meleset dari “rumus”. Untuk itu, mari gunakan pemberian-Nya untuk mengenali waktu/situasi dan mengetahui sikap yang harus kita lakukan agar kita tidak terpatok pada “rumus” kehidupan yang sudah melekat di alam sadar kita atau bahkan alam bawah sadar kita.

attention